Ketika itu tanggal 23 Desember 2010 seperti biasa
selepas shalat, waktu itu Shalat Shubuh saya membaca lanjutan bacaan Kitab
Alquran, saya tertegun dan berhenti pada awal Juz 6 Surat al Nisa ayat 148 yang
berbunyi:
لا یحب الله الجهر باالسوء من القول الا من ظلم وکان
الله سمیعا علیما
artinya: Allah tidak menyukai perbuatan buruk yang
diucapkan secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha mengetahui.
Ayat ini “melegalkan” perkataan buruk atau sumpah
serapah yang dilakukan oleh orang orang yang teraniaya atau terzalimi, dan itu
semua dikategorikan kedalam “doa”.
Doa orang orang yang terzalimi adalah mujarab alias “tokcer” langsung didengar
dan dikabulkan olehNya, sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits, yang
berbunyi:
“Hati-hatilah terhadap doa orang yang
terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan
Allah.” (HR Bukhari).
Di tangan mereka, doa lebih tajam dari pedang dan
lebih hebat dari pasukan bersenjata. Maka, hati-hatilah terhadap doa orang
terzalimi! Karena jika sudah keluar dari mulut, ia akan berjalan menuju langit.
Segera melampaui cakrawala, menembus angkasa, dan diijabahi Sang Maha kuasa.
Tetapi dalam kelanjutan ayat tersebut diatas,
selanjutnya Allah menjelaskan:
ان تبدو خیرا او تخفوه او تعفو عن سوء فان الله عفو
قدیرا.
Artinya: Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan,
menyembunyikannya dan memaafkan sesuatu kesalahan orang lain, Maka sungguh
Allah Maha Pemaaf, Maha Kuasa.
Sungguh Indah Ajaran Mu ya Rabb….
Siapa pun di dunia ini pasti pernah mengalami
sakitnya hati, karena disakiti, dihina, dizalimi, atau dikhianati, sikap kita
menentukan nasib kita selanjutnya, masa depan kita tergantung kepada apa yang
kita lakukan sekarang, dan ingat Allah selalu ada untuk kita, memperhatikan dan
membantu kita.. Jangan bersedih hati, pertolongan Allah akan segera datang dan
diperlihatkan sebelum kita meninggalkan dunia ini..
0 comments:
Post a Comment